Bimbingan adik tiriku dalam matematika berubah menjadi panas saat aku merayunya. Dia membungkuk, memperlihatkan pantat besarnya. Aku menembusnya dari belakang, memenuhi hasratku yang sudah lama terpendam. Klimaks membuatnya menetes dengan kepuasan.
Setelah mengajari adik tiriku dalam matematika, aku tidak bisa menahan godaan untuk merayunya.Dia mendapatkan pantat yang begitu panas, hanya memohon untuk dientot.Aku tahu aku harus memilikinya, dan aku bertekad untuk mewujudkannya.Kutarik dia mendekatiku, jari-jariku menelusuri lekuk tubuhnya, mengirimkan getaran di tulang punggungnya.Nafasnya menjadi memburu saat aku membuka pakaiannya, memperlihatkan tubuhnya yang sempurna.Kuposisikan dia dengan sempurna, membungkuk, siap untuk kuajak dari belakang.Kusodorkan penisku yang berdenyut-denyut ke dalamnya, merasakan dindingnya yang ketat melandaku.Nikmatnya menyelimutiku, rintihan kami luar biasa, aku terus menggema di kamar.Tanganku terus bergema, menyetubuhinya dengan liar, menggenjot klimaksnya, Aku tahu saat terbaik yang pernah kurasakan.Aku mengisi klimaks-nya, aku mengalami klimaks yang panas.
Norsk | ภาษาไทย | 한국어 | Türkçe | Suomi | Dansk | Ελληνικά | Čeština | Magyar | Български | الع َر َب ِية. | Bahasa Melayu | Polski | עברית | Svenska | Русский | Bahasa Indonesia | Deutsch | Español | English | Português | Română | 汉语 | 日本語 | Français | Italiano | ह िन ्द ी | Nederlands | Slovenščina | Slovenčina | Српски