Setelah malam minum-minum yang banyak, aku terbangun di samping sahabat-sahabatku pacarku yang cantik.Walaupun daya tariknya tak tertahankan, aku menyesali perbuatanku, berharap diampuni dan tidak ada perasaan yang keras.
Aku telah menyimpan naksir rahasia pada sahabat pacarku untuk beberapa waktu sekarang, dan suatu malam yang menentukan, aku menemukan diriku di apartemennya, mabuk dan tidak mampu menahan keinginan untuk bergerak.Sedikit yang aku tahu, pacarnya sudah pergi tidur, dan ketika dia terbangun dengan suara erangan, dia maklum marah besar.Gadis itu, terjebak di tengah, sama-sama kesal, dan aku segera menyadari bahwa aku telah membuat kesalahan besar.Rasa bersalah dan malu yang luar biasa, dan yang bisa kulakukan hanyalah harapan untuk pengampunan.Cowok itu, bergejolak karena marah, membungkuk dan membalas dendamnya, kemarahannya dipicu oleh pengkhianatan. Pemandangan temannya sedang dinikmati oleh kekasihnya terlalu berlebihan untuk ditangani, dan dia kehilangan kendali, melampiaskan kemarahannya pada keduanya.Gadis yang tak berdaya dan rentan itu hanya bisa pasrah menuruti tuntutannya, tubuhnya menggeliat-geliat kenikmatan meski keadaannya.Ruangan dipenuhi suara pertemuan mereka yang menggebu-gebu, sangat kontras dengan kemarahan dan rasa sakit yang awalnya mendorong mereka hingga titik ini.
Bahasa Indonesia | Nederlands | Slovenščina | Slovenčina | Српски | Norsk | ภาษาไทย | 한국어 | 日本語 | 汉语 | Dansk | Ελληνικά | Čeština | Magyar | Български | الع َر َب ِية. | Bahasa Melayu | Português | עברית | Polski | Română | Svenska | Русский | Français | Deutsch | Español | Suomi | Türkçe | Italiano | English | ह िन ्द ी