Violet Rain merayu ayah tirinya setelah mandi air panas, mengarah pada pertemuan yang liar. Dia dengan mahir memuaskannya dengan tangan dan mulutnya, membuatnya bergairah untuk lebih banyak lagi.
Setelah seharian bersekolah, Violet Rain tidak membuang waktu untuk melucuti pakaiannya begitu kembali ke kamarnya, matanya terpaku pada cermin saat dia mulai membersihkan dirinya. Sedikit yang dia tahu, ayah tiri sedang memperhatikan setiap gerakannya dari lorong, keinginannya untuk semakin kuat dengan setiap tetes air yang mengalir di bingkai lenturnya.Saat dia keluar dari kamar mandi, ayah tirinya siap mengambil kendali, tangannya menjelajahi tubuhnya yang mungil sebelum mulutnya menemukan jalan ke puting susunya yang halus.Tapi aksi yang sebenarnya belum datang, dia mengajarinya seni di mana dia bisa mengajarkan seninya.Dia dengan antusias memberi bimbingan pada gadis muda itu, meniupkan lidahnya ke dalam mulutnya, dengan semangat untuk menjilatnya, tapi akhirnya dia menyerah pada bingkaiannya, dia menjelakannya ke dalam bingkainya, dengan liar.
Bahasa Indonesia | Nederlands | Slovenščina | Slovenčina | Српски | Norsk | ภาษาไทย | 한국어 | 日本語 | 汉语 | Dansk | Ελληνικά | Čeština | Magyar | Български | الع َر َب ِية. | Bahasa Melayu | Português | עברית | Polski | Română | Svenska | Русский | Français | Deutsch | Español | Suomi | Türkçe | Italiano | English | ह िन ्द ी